Anda Pengunjung Ke :

hit counters

Kamis, 19 Juli 2012

Isra' Mi'raj 1433 H - IRMAS

Hallo sobat Blogger dan Saudaraku Ikhwan wal akhwat fillah..
Udah lama ne kagak share kegiatan IRMAS terbaru..
maklum lah lagi sibuk adminnya... heheheheheh

Nah...kale ne irmas mau berbagi foto kegiatan isra' mi'raj IRMAS yang kemaren berlangsung tepat di 27 Rajab 1433 H.

Langsung aja dech.. Ne dia foto-foto Kami.
Cekidot.. :)

Partisipasi Para Tamu Undangan



Foto Bareng



Nasyid













Partisipasi Kaum Bapak2 hehehe


Protokol













Kata Sambutan Kades Melati II













Kata Sambutan Kadus Jeruk













Kata Sambutan Ketua Panitia













Tilawah Qur'an


Ceramah By. Ustda. Ferry













Tereima Kasih atas Partisipasi Rekan sekalian terutama masyarakat khususnya pihak panitia atas terlaksananya acara ini...
Read More “Isra' Mi'raj 1433 H - IRMAS”

Selasa, 19 Juni 2012

Sekretariat


IRMAS (Ikatan Remaja Mushallah ‘Amaliyatul ikhlaS) Bersekretariat di Mushallah ‘Amaliyatul Ikhlas Dusun Jeruk Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sumatera Utara.
Kode Pos : 20986

Read More “Sekretariat”

Tentang Kami


IRMAS adalah sebuah singkatan dari Ikatan Remaja Mushallah ‘amaliyatul ikhlaS yaitu, sebuah organisasi yang berbasis remaja yang ingin maju serta melangkah bersama untuk menjadi wadah positif bagi kegiatan remaja dilingkungan Mushallah ‘Amaliyatul Ikhlas.
Read More “Tentang Kami”

Senin, 18 Juni 2012

Remaja Masjid Juga Harus Gaul

Wah nggak nyangka ini pertama kalinya gue mendapat tawaran untuk nulis di buletin gaulislam, deg-degan dan agak nervous nih maklum baru belajar. But, gue tetep kudu lakuin juga. Sebuah tantangan yang kudu gue taklukkin. Ciee.. “pede abis mode on!”
Oya, gue kali ini dapet jatah nulis seputar remaja masjid. Hmm… pastinya gue bisa dong buat jelasin soal ini. Kamu tahu kan remaja masjid itu apa? Bukan remaja yang nongkrongin di masjid sambil jagain beduk lho. Yup, remaja masjid adalah sekelompok pemuda/pemudi yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Walaupun tidak menutup kemungkinan di suatu daerah ada juga anggota remaja masjid yang berumur 35 tahun atau lebih (nggak tahu deh, di tempat lain mungkin ada yang udah kakek-kakek hehehe..).
Mungkin hal itu terjadi karena ngak adanya kaderisasi, padahal definisi remaja itu sendiri adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun sedangkan kalo ditafsirkan dari bahasa inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19 tahun. Wah kalo gitu umur gue udah kedaluarsa dong buat jadi remaja masjid! (mungkin gue tepatnya jadi engkong masjid kali ye!). Ah, nggak apa-apa deh, biarpun gitu gue tetep imut kok hehehe.. (narsis mode on). Sss.. jangan ribut ya.. maksudnya imut itu adalah item mutlak! Dan mutlak itu akronim dari “muda, tampan, dan berakhlak!” hahahaha.. (narsis lagi deh gue).
BTW, sebagian dari kamu mungkin berpikir bahwa remaja masjid adalah suatu kumpulan orang-orang monoton, yang kerjanya duduk, dengerin ceramah, pulang, sikat gigi, cuci kaki, terus tidur. Padahal nggak gitu juga deh. Kita juga bisa bikin kegiatan organisasi remaja masjid ini menjadi lebih menarik lho. Nggak percaya? Silakan dijajal!
Bro en Sis, bukankah menarik atau tidaknya setiap organisasi itu tergantung dari bagaimana keragaman aktivitas yang ada di dalamnya? So, menjadi remaja masjid itu bisa menarik, bisa nggak. Banyak kok alternatif yang membuat kegiatan remaja masjid menjadi menarik. Contohnya nih, selain kumpul-kumpul di masjid dan menimba ilmu agama kegiatan ini juga mengajarkan kita bagaimana berorganisasi, dan sarana untuk berbagi pengetahuan antar sesama aktivis. Misalnya aja ada temen kamu yang pinter nulis, pinter bikin web atau keterampilan khusus lainnya di sinilah kamu bisa manfaatin kegiatan kumpul-kumpul itu buat mempelajari keterampilannya. Nah, hal itu selain bermanfaat buat kamu, juga bisa memancing minat temen-temen kamu yang lain untuk bergabung sama kamu dan kawan-kawan. Iya nggak sih?
Kudu gaul!
Eits.. nanti dulu! Jangan mentang-mentang gue nulis bahwa jadi remaja masjid kudu gaul, terus kamu siap-siap deh menghiasi seluruh badan kamu pake tato apalagi tatonya itu tato batik, dengan dalih memperkenalkan seni membatik dari Indonesia ke luar negeri atau malah tato polkadot warna putih, entar malah disebut panu. Pengertian gaul disini ya harus secara syar’i en nggak boleh melanggar kaidah-kaidah keislaman. Inget, gaul itu nggak selalu identik dengan sesuatu yang negatif kok.
Bro, gaul di sini artinya adalah berwawasan luas, supel, dan mengerti teknologi yang ada saat ini. Berwawasan luas, artinya kamu harus tahu bagaimana perkembangan dakwah islam dan problematika yang dialami umat islam saat ini, serta penyelesaiannya.
Terus, selain kudu gaul, kamu juga harus supel. Bener nih. Jangan sampe deh kamu yang ngakunya sebagai remaja masjid hanya mau ngobrol dan main antar sesama aktivis remaja masjid aja, terus kamu mengisolasi diri kamu dari orang-orang sekitar. Nggak lah. Seorang remaja masjid itu kudu mudah bergaul alias supel karena dengan menjadi supel kamu dapat lebih banyak bergaul dan mengajak teman-teman kamu yang lain untuk bergabung menjadi anggota remaja masjid. Kamu kudu inget bahwa dirimu bertanggung jawab untuk berdakwah di lingkunganmu dan dakwah adalah interaksi. So, kalo kamu menutup diri dari orang lain dan merasa cukup bergaul di situ-situ aja, kapan bisa dakwahnyam Brur?
Sobat muda muslim, sebagai remaja masjid, setidaknya kamu juga kudu ngerti teknologi. Gimana juga,? setiap pemuda Islam baik itu remaja masjid atau bukan haruslah mengerti teknologi yang ada saat ini, misalnya mengetahui cara membuat website or blog, cara bikin e-mail, punya blog, kenal dengan situs jejaring sosial macam facebook dan friendster, dan sejeninsya lah. Tapi, kudu inget bahwa jangan mentang-mentang kamu udah bisa buat semua itu langsung deh kamu manfaatin buat kegiatan yang nggak produktif seperto cari pacar, amin gim atau sekadar obral obrol di situs jejaring sosial. Nggak lah. Gaul tentang teknologi yang tadi gue sebutin itu, adalah untuk mendukung aktivitas dakwah. Masih mending kalo buat cari duit sih nggak masalah. Ya,? yang terpenting sih kamu harus bisa manfaatin itu semua sebagai sarana dakwah dong! Ya, kayak buletin gaulislam ini deh (cieee.. pede abis mode on!”
Semangat berdakwah dong…
Jangan mentang-mentang kamu masih muda terus kamu kehilangan tanggung jawab untuk mengemban dakwah. Nggak lah. Kita kudu mengerti lho bahwa mendakwahkan Islam kepada setiap umat manusia adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt. bagi kita semua (baik tua, muda, pria, dan wanita). Juga nih, jangan minder untuk mendakwahkan Islam. Misalnya, jangan sampe deh kamu selalu berpikir bahwa yang boleh dakwah itu harus pak ustadz dan pak kiyai aja. Nggak banget. Kamu tahu kan imam syafi’I, seorang ulama terkenal pembangun mazhab syafi’i beliau pada usia 18 tahun sudah mulai mengajar di Masjidil Haram dan berhasil membuat para jamaah haji menjadi terkagum-kagum dengan ilmunya. Jadi urusan umur itu bukan alasan yang tepat untuk nggak berdakwah.
Bro en Sis, sebagai aktivis dakwah di lingkungan kamu sendiri khususnya di kalangan remaja lainnya paling nggak kamu tuh kudu RMS. Hah, nggak salah nulis singkatan nih? Apa tuh RMS? Yup, RMS tuh Religius Modern ‘N Smart. Swit Swiw.. gue gitu lho! Hehehe…
Biar termasuk golongan remaja religius, paling nggak kita bisa percaya diri karena udah disebut dalam al-Quran sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya): “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah ( QS al-Imran [3]: 110).
 
Nah, sebagai seorang muslim, remaja masjid dan aktivis dakwah tentunya kamu kudu beriman dan bertakwa-baik dalam perkataan maupun perbuatan, jangan cuma jadi formalitas doang. Nggak seru dong kalo sampe aktif sebagai remaja masjid tapi hot juga maksiatnya. Ke masjid semangat, ke tempat dugem getol. Nggak deh! Kalo sampe kayak gitu sih bakal malu-maluin diri kamu sendiri. So, pastiin kamu adalah umat yang terbaik! Ok?
Sobat muda muslim, selain religius kamu paling nggak kudu gaul ngikutin jaman deh. Yup, modern. Sebagai seorang remaja kamu pasti nggak mau kan dibilang ketinggalan zaman, alias nggak modern? But,? kudu inget maksud modern di sini tuh bukan modern yang cuma ikut-ikutan aja-misalnya ada temen kamu yang bertingkah nggak sesuai dengan kaidah keislaman, terus kamu kasih tahu dia, eh dia malah bilang “ah dasar kamu nggak modern”. Parahnya kamu tergoda karena nggak tahan disebut nggak modern, hingga akhirnya kamu ngikutin dia deh. Wah itu sih bukannya modern tapi lebih ke arah plagiat atau jadi generasi pembebek untuk hal yang nggak bener. Ati-ati ye!
Bro en Sis, seorang muslim itu harus modern karena kitab suci kita al-Quran adalah kitab yang sesuai sampai akhir zaman. Lengkap dari mulai aturan kenegaraan alias politik sampai dengan hukum waris dan semua hukumnya dapat memenuhi naluri manusia. Nggak kayak kitab-kitab sebelumnya, malah tentang kemodernan al-Quran ini juga diakui oleh konferensi Montreal sebagai sumber pokok dari sumber-sumber hukum internasional modern. Wuih, gimana nggak bangga tuh kita sebagai umat Islam? Pokoknya kamu harus yakin kalo kita bertindak sesuai dengan tuntunan al-Quran maka kita akan menjadi umat yang modern, dan beradab. Yakin itu. Insya Allah banget lah!
Terus, selain religius dan modern, remaja masjid kudu juga “smart” lho. Ya iyalah, kita tuh orang muslim dan kita dituntut untuk menjadi orang yang smart alias cerdas sesuai dengan hadits Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw.: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari)
Yup, menuntut ilmu dan belajar tuh diwajibkan lho dalam ajaran Islam, sehingga pada masa kekhalifahan generasi Islam telah menghasilkan banyak ilmuwan, baik dalam ilmu agama maupun dunia. Nah, karena begitu pentingnya pendidikan dalam Islam, ketika zaman kekhalifahan biaya pendidikan tuh gratis, nggak kayak sekarang ini ketika zaman telah dikendalikan oleh sistem kapitalis. Semua diukur dengan duit, dan dibatasi akses untuk dapetin pendidikan, juga dengan duit. Kacau kan?
Remaja masjid mandiri
Bro en Sis, dalam organisasi tuh pasti kan ada beberapa masalah. Mungkin kebanyakan kamu pernah juga ngerasain gimana sih kaum tua yang terkadang mengekang kita dalam setiap aktivitas termasuk turut campur dalam kegiatan remaja masjid ini. Misalnya aja ketika kamu bersama beberapa aktivis lain mengusulkan proposal jalan-jalan ke suatu daerah buat ngilangin kejenuhan yang ada sekaligus mempererat tali silaturahmi antar aktivis, tapi dengan entengnya “para tetua” itu bilang “Ah ngapain sih pake jalan-jalan mendingan buat inilah, itulah” mungkin kamu akan bete,? atau ketika kamu bikin buletin yang mau kamu tempelin di mading masjid eh malah ditutupin sama selebaran jumlah sumbangan masjid bulan itu (lebih nyeseknya tuh buletin yang kamu tempel belum berumur satu hari). Lebih betenya lagi orang yang nempelin bilang buletin kamu itu nggak penting, padahal kamu bikin buletin itu mati-matian.
Bisa juga ‘pengekangan’ itu ketika semua rencana acara yang kamu ajuin selalu ditolak sama DKM (bete mode on!). Kalo kasusnya seperti itu sebagai remaja kamu harus belajar dong untuk berdiplomasi dengan para sesepuh dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan kamu itu positif dan juga ada manfaatnya. Terus kamu harus bisa mastiin ke mereka bahwa kamu adalah remaja masjid yang mandiri. Juga, bisa aja ketika buletin kamu ditutup sama selebaran lain cobalah kamu cari alternatif lain dengan membuat mading pribadi khusus remaja. Jangan langsung pundung bin mutung, terus bubar jalan deh. Nggak lah ya. Jadi intinya, apapun yang terjadi kamu harus siap menghadapinya dan jangan terlalu bergantung pada DKM sepenuhnya-apalagi untuk urusan anggaran dana, cobalah kamu sekreatif mungkin dalam menjalankan organisasi kamu.
So, buatlah mereka bangga dan cobalah untuk tidak bergantung pada orang lain jadilah sebuah inspirasi buat orang lain. Hmm.. masih ragu untuk menjadi remaja masjid yang gaul? Nggak kan? Sip deh!!!

Read More “Remaja Masjid Juga Harus Gaul”

PERAN REMAJA MESJID DALAM ERA MODERN

Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.  (QS 9:18, At Taubah)
Di era modern ini remaja mesjid memiliki peran yang sangat penting karena remaja mesjid merupakan organisasi yang benar-benar memikirkan perkembangan islam . Dalam artikel ini akan saya jelaskan secara rinci beberapa peran remaja mesjid .

Peran remaja mesjid
  1. Pendidikan. Remaja mesjid memegang peranan dalam penyebaran budaya islam . Melalui remaja mesjid secara bertahap kita dapat menanamkan nilai - nilai keimanan dasar , sehingga dapat membentengi generasi islam dalam pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para pemuda,karena itu dengan remaja mesjid inilah kita bisa mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat memintai generasi islam kita
  2. Pembentukan jati diri. Dengan pembinaan remaja mesjid kita bisa mengarahkan generasi muda islam untuk mengenal jati diri mereka sebagai muslim.jika mereka sudah mengenal jati diri nya maka mereka tidak akan terombang ambing dalam menentukan jalan hidup mereka
  3. Pengembangan potensi . Melalui remaja mesjid kita bisa memotivasi dan membantu generasi muda islam untuk menggali potensinya mereka serta memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan - kegiatan untuk menampilkan kreatifitas mereka
Dari uraian diatas bisa kamu lihat begitu pentingnya remaja mesjid sebagai motor penggerak generasi islam.


MASA REMAJA

Kalau kita berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam benak kita tentang anak-anak manusia yang berada dalam masa-masa menyenangkan, ceria, penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan, pencarian identitas diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa.
Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25 tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja adalah lingkungan yang islami, yang mendukung perkembangan imaji mereka secara positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan yang islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.



PEMBINAAN REMAJA MELALUI MASJID

Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).
Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mencapai keridlaan-Nya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjunya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka menyusun Program Kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada: keislaman, kemasjidan, keremajaan, keterampilan dan Keilmuan.
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang disesuaikan dengan Program Kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan, di antaranya:
1. Administrasi dan Kesekretariatan.
2. Keuangan.
3. Pembinaan Anggota.
4. Perpustakaan dan Informasi.
5. Kesejahteraan Umat.
6. Kewanitaan.


KUANTITAS DAN KUALITAS ANGGOTA REMAJA MASJID

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segenap sumber daya dan kemampuan. Dalam perjuangan dibutuhkan kesabaran tanpa batas, hanya bentuknya saja yang mengalami perubahan.
Perjuangan yang dilakukan Remaja Masjid adalah dalam kerangka da’wah islamiyah, yaitu perjuangan untuk menyeru umat manusia kepada kebenaran yang datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ada pertarungan antara yang haq dengan yang bathil. Dimana telah diketahui bahwa kebenaran, insya Allah, akan mampu mengalahkan kebathilan. Namun perlu diingat, bahwa di dunia ini kebathilan yang terorganisir juga memiliki peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Karena itu, dalam perjuangan melawan kebathilan perlu persiapan yang sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti bunyanun marshush .
Untuk membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun marshush) diperlukan organisasi dan management yang tangguh serta didukung sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan berkualitas. Perekrutan (recruitment) dan kaderisasi anggota sangat diperlukaan oleh Remaja Masjid dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas anggotanya. Hal ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan aktivitas dan misi organisasi dalam menda’wahkan Islam. Bertambahnya anggota akan menambah semangat dan tenaga baru, sedang tersedianya kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya estafet kepemimpinan organisasi.
Remaja muslim adalah unsur utama organisasi Remaja Masjid Keberadaan dan keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan. Pengurus perlu meningkatkan kuantitas dengan melakukan:
a.Melakukan pendaftaran (regristerasi) anggota.
b.Mendaftar remaja muslim warga baru.
c.Melakukan penyadaran kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung dalam wadah bersama.
Peningkatan kualitas yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan, keilmuan dan amal shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses kaderisasi yang dilakukan secara serius, sistimatis dan berkelanjutan, melalui jalur: pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas . Dalam proses perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-nilai, akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan integritas Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang memiliki profil : remaja muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah Islam yang komprehensif.


SIKAP DAN PERILAKU AKTIVIS REMAJA MASJID 

Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami, sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Pemikiran, langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai Islam. Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dalam rangka beribadah mencari keridlaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala menjadi tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan sekaligus idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman, berilmu, beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju kesuksesan dan kebahagiaan fid dunya wal akhirah.
Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis Remaja Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain adalah:
1.Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2.Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3.Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
4.Berpakaian yang islami.
5.Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6.Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7.Rajin menuntut ilmu.
8.Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
JENIS-JENIS AKTIVITAS REMAJA MASJID
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama. Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya.
Aktivitas Remaja Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara terencana, kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan strategi, metode, taktik dan teknik yang tepat. Untuk sampai pada aktivitas yang baik tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahaman organisasi dan management yang baik pula. Adapun jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid adalah:
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta’mir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial.


MENGATASI KONFLIK INTERNAL REMAJA MASJID

Konflik internal yang disebabkan adanya perbedaan ide, persepsi ataupun motivasi dapat saja terjadi dalam setiap organisasi, tidak terkecuali pada organisasi Remaja Masjid. Perbedaan pendapat memang sesuatu yang biasa dalam berorganisasi. Dalam batas-batas tertentu kadang diperlukan, terutama untuk mendapatkan pembanding atau alternatif dalam pengambilan keputusan (decision making). Namun, perbedaan pendapat yang tidak terkendali dapat menyebabkan perpecahan yang mengganggu aktivitas, karena dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan (konflik) di antara Pengurus Remaja Masjid maupun dengan anggotanya.
Untuk menghindari terjadinya konflik internal dalam Remaja Masjid bisa dilakukan dengan memupuk ukhuwah islamiyah (persaudaraan berdasarkan keyakinan yang sama terhadap Islam). Rasa bersaudara sesama muslim harus melembaga dan menafasi kehidupan organisasi Remaja Masjid, sehingga para anggota dapat merasakannya.
Disamping pemupukan rasa ukhuwah islamiyyah, secara teknis juga perlu adanya aturan main dalam berorganisasi. Aturan main utama dan paling penting adalah adanya ketaatan pada pemimpin serta kesadaran mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, artinya menggunakan Al Quraan dan As Sunnah sebagai tempat ruju’.
Selanjutnya, dibuat aturan-aturan teknis yang mengatur kehidupan berorganisasi secara bersama, yaitu: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman-pedoman Organisasi yang lainnya. Selain aturan formal tersebut, dalam kegiatan sehari-hari dikembangkan sikap toleran dalam berdiskusi, saling menghargai pendapat orang lain meskipun itu berbeda. Juga perlu dikembangkan teknik bermusyawarah yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Seandainya konflik itu tetap terjadi, maka perlu diupayakan adanya perdamaian (ishlah) antara masing-masing pihak yang berselisih. Upaya pengishlahan ini dapat dilakukan baik secara internal organisasi Remaja Masjid maupun dengan bantuan Ta’mir Masjid.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS 49: 10, Al Hujuraat)


JARINGAN ORGANISASI REMAJA MASJID

Remaja Masjid biasanya menghimpun para remaja muslim yang berdomisili di sekitar Masjid. Banyak Masjid yang mendirikan organisasi ini sebagai wadah aktivitas generasi muda, sehingga muncullah ribuan organisasi Remaja Masjid. Ini adalah potensi yang sangat besar dalam menggapai Kebangkitan Islam (the revival of Islam) di abad ke-15 Hijriyyah yang telah dicanangkan umat Islam dalam KTT Islam pertama di Rabbat, Marokko, tahun 1969.
Untuk mendayagunakan potensi Remaja Masjid bagi kemaslahatan umat Islam, langkah yang perlu dilakukan di antaranya adalah dengan meningkatkan peran sosialnya. Peran ini akan dapat optimal apabila mereka dipersatukan dalam suatu asosiasi Remaja Masjid dengan membentuk suatu organisasi gabungan atau asosiasi yang merupakan forum komunikasi, koordinasi dan kerja sama antar Remaja Masjid. Forum ini menyatukan kegiatan-kegiatan Remaja Masjid dalam asosiasinya dengan menyelengarakan aktivitas bersama.
Asosiasi Remaja Masjid bisa dibentuk pada tingkat lokal, regional maupun nasional. Pada tingkat lokal, bisa menghimpun organisasi-organisasi Remaja Masjid lingkup kecamatan maupun tingkat kota / kabupaten, untuk tingkat wilayah merupakan koordinasi dari suatu provinsi, sedang untuk tingkat nasional mengkoordinasikan seluruh Remaja Masjid dalam suatu negara. Struktur organisasinya bisa terdiri dari tingkat kecamatan (Pengurus Cabang), tingkat kota / kabupaten (Pengurus Daerah), tingkat Provinsi (Pengurus Wilayah) dan tingkat nasional (Pengurus Pusat).
Saat ini BKPRMI adalah merupakan asosiasi terbesar dalam menghimpun Remaja Masjid di Indonesia, dengan aktivitas dari tingkat lokal hingga nasional. Sebagai suatu organisasi yang menghimpun pemuda dan remaja Masjid, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dapat menjadi suatu alternatif dalam menyatukan organisasi-organisasi Remaja Masjid di Indonesia. Sudah selayaknya organisasi-organisasi Remaja Masjid bergabung dalam BKPRMI, agar da’wah yang diselenggarakan dapat berlangsung efektif dan berdampak luas. Beberapa program seperti pelatihan, bakti sosial, musabaqah tilawatil quraan (MTQ), event perlombaan, seminar, peningkatan keterampilan, perumusan pedoman-pedoman organisasi Remaja Masjid, work shop, temu kader dan lain sebagainya, apabila digarap dengan baik akan memberi dampak positif yang luas bagi kemajuan da’wah islamiyah. (berjamaah.com)

Read More “PERAN REMAJA MESJID DALAM ERA MODERN”

Remaja Mesjid


Defenisi :
Dari sebuah sumber, yakni Wikipedia berpendapat bahwa yang dikatakan :
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu masjid.
Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat, dan amal jama'i (gotong royong) dalam segenap aktivitasnya. Di Indonesia, organisasi pemuda remaja masjid seperti BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda remaja Masjid Indonesia, Tahun berdiri 1977), JPRMI (Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia, tahun berdiri 2003).

Remaja mesjid adalah sebuah perkumpulan pemuda islam untuk melakukan kegiatan sosial yang bernuansa islami.
Remaja mesjid merupakan sebuah bentuk organisasi yang sangat sederhana karena fungsi nya sebagai wadah silahturahmi generasi muda islam.

Perbedaaan Pemuda dan Remaja masjid
Pemuda Masjid kriterianya:
  1. Usia 25 - 40 tahun
  2. Telah Mampu menjadi Imam dan Khatib Salat Jama'ah
  3. Memiliki kemampuan manajerial secara fiqud Dakwah Islamiyah

Remaja Masjid kriterianya:
  1. Usia 15 - 25 tahun
  2. Hanya Mampu menjadi Muadzin dan pembaca Acara Hari Besar Islam
  3. Hanya mampu membantu manajerial Dakwah dalam upaya memakmurkan Masjid

Struktur organisasi
Bentuk organisasi bidang kerjayang digunakan oleh pengurusan organisasi remaja masjid pada umumnya adalah:
  1. Bidang Pembinaan Anggota
  2. Bidang Kemasyarakatan
  3. Bidang An-Nisa'
  4. Bidang Kesekretariatan
  5. Bidang Keuangan
Para pimpinan dari tiap bidang kerja mempunyai wewenang dan tangggung jawab atas pelaksanaan bagiannya masing-masing.
Contoh komposisi struktur organisasi Remaja mesjid
Komposisi yang mengisi struktur organisasi pengurus adalah:
  1. Ketua Umum
  2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota
  3. Ketua Bidang Kemasyarakatan
  4. Ketua Bidang An-nisa'
  5. Sekretris Umum
  6. Bendahara Umum
  7. Wakil Sekum Bidang Pembinaan anggota
  8. Wakil Sekum Bidang Kemasyarakatan
  9. Wakil Sekum Bidang An-Nisa'
  10. Wakil Bendahara Umum
  11. Departemen Dakwah
  12. Departemen Pendidikan & Olahraga
  13. Departemen Perpustakaan
  14. Departemen Mading & Buletin (Jurnalistik)
  15. Departemen Humas
  16. Departemen Sosial
  17. Departemen An-Nisa'
Atau sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI I
  • PENASEHAT
  • PEMBINA
  • PENGURUS
-Ketua
-Sekretaris
-Bendahara
BIDANG-BIDANG
  1. Bidang Humas
  2. Bidang Dakwah,Diklat,Pengkaderan dan Pendidikan
  3. Bidang Keanggotaan dan Rekrutmen
  4. Bidang Olah Raga , Seni dan Budaya
  • BADAN KESEKRETARIATAN
-Kepala
-Wakil Kepala
-Sekretaris

BIDANG-BIDANG
  1. Bidang Publikasi dan Dokumentasi
  2. Bidang Perawatan
  3. Bidang Perlengkapan
  4. Bidang Perpustakaan
Read More “Remaja Mesjid”

Dibalik Shalat Subuh


Kenapa Harus Bangun pagi buta untuk Sholat Subuh?
Bagi seorang muslim mungkin pertanyaan ini dengan mudah dijawab ; karena sholat subuh adalah bagian dari ibadah wajib yang harus dikerjakan sebagai bukti ketaatan pada Tuhannya. Tapi kenapa harus pagi buta?? Kita sedang enak-enaknya tidur disuruh sholat?
Pertanyaan-pertanyaan ini untuk sebagian orang mungkin dianggap bodoh dan bisa dianggap nyeleneh. Tapi untuk orang-orang yang berfikir ilmiah pertanyaan tersebut adalah stimulasi ide besar untuk pembuktian. Kenapa harus dibuktikan?? Yang jelas tidak ada satu halpun yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada umatnya tanpa kebermanfaatan.
Jika kita amati, ada satu hal yang berbeda dari ritual sholat subuh dibandingkan sholat lima waktu lainnya. Kalimat yang terdengar dari suara adzan sedikit berbeda dengan adzan pada sholat yang lain.  Kalimat “ash shalatu khairun minan naum”, menjadi titik perbedaannya. Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Kenapa kalimat itu hanya muncul pada adzan subuh dan tidak pada adzan lainnya ?
Memang ada banyak hikmah yang bisa diambil dari ritual di pagi buta ini. Dari peluang rezeki yang besar karena sudah mulai sejak subuh sampai manfaat terhindar dari kemacetan terutama di kota metropolitan seperti Jakarta. Ternyata bukan itu saja arti kebermanfaatan yang Allah berikan. Sholat subuh juga mempunyai manfaat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.
Di dalam tubuh manusia ada kekuatan yang terus bekerja tanpa kita komando. Apakah kita sedang tersadar atau tidur. Kekuatan yang mengatur gerak usus kita sehingga bisa dikeluarkan menjadi feses setelah menyerap zat-zat bermanfaat untuk tubuh. Kekuatan syaraf otonom mempunyai 2 fungsi yang bekerja secara antagonis, biasa kita sebut sebagai syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.
Kita mempunyai irama tubuh yang biasa disebut irama sirkadian tubuh dimana mulai jam 3 dini terjadi peningkatan adrenalin. Akibatnya tekanan darah manusia juga meningkat. Padahal kita sedang tidur pulas. Biasanya adrenalin kita bekerja saat kita beraktifitas atau dalam keadaan stress. Selain itu terjadi pula penyempitan pembuluh darah otak yang menyebabkan oksigenasi otak berkurang sehingga kita merasa berat kalo bangun pagi dan cenderung mengantuk. Peningkatan adrenalin juga mengaktivasi sistem pembekuan darah dimana sel-sel trombosit berangkulan membentuk suatu trombus. Trombus inilah yang menyebabkan gangguan kardiovaskuler pada manusia. Semuanya adalah kerjaan saraf simpatis.


Lalu apa hubungannya dengan Sholat?
Hasil penelitian Furchgott dan Ignarro serta Murad tentang suatu zat didalam dinding sel yang dapat melebarkan pembuluh darah menjawab pertanyaan di atas. Zat yang ditemukan itu bernama NO (Nitrit Oksida). Yang luar biasa adalah ternyata Nitrit Oksida ini diproduksi terus menerus selama istirahat termasuk ketika manusia tidur. Zat ini juga mencegah terbentuknya trombus dengan menghambat agregasi/penempelan trombosit. Hasil temuan ini mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.
Aktivitas Bangun pagi untuk sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid untuk berjamaah dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel jadinya pembuluh darah tidak bertambah sempit. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Subhanallah…  dengan menjalankan sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke masjid (terutama untuk yang laki-laki ni) kita dapat mencegah proses gangguan pada sistem kardiovaskular kita.
Untuk orang-orang yang berfikir, demikian hikmah dari ajakan-Nya “ash shalatu khairun minan naum”. (berjamaah.com)
Dikutip dari : berjamaaah.com
Read More “Dibalik Shalat Subuh”

Awali Persatuan Umat Islam dengan Meluruskan Shaf


Perintah untuk memperbagus lurusnya shaf (barisan)
Dari Abû Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Perbaguslah lurusnya shaf (barisan) ketika sholat” (HR Ahmad di dalam Musnad-nya dan dishahîhkan oleh Syaikh al-Albânî di dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb : 499)

Bagaimana cara memperbagus lurusnya shaf?
Hadits Jâbir bin Samuroh Radhiyallâhu ‘anhu menjelaskan hal ini. Beliau berkata : “RasulullahShallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami dan berkata :
“Aku tidak pernah melihat kalian mengangkat-angkat tangan kalian, seakan-akan seperti ekor kuda liar saja. Tenanglah kalian di dalam sholat (jangan bergerak).”
Jâbir berkata kembali : kemudian beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami (pada lain waktu) dan melihat kami sedang bergerombol, lantas beliau bersabda :
“Aku tidak pernah melihat kalian bergerombol?!”
Jâbir melanjutkan : kemudian beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami sembari mengatakan :
“Kenapa kalian tidak berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka?”
Kami berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah berbarisnya Malaikat di hadapan Rabb mereka?”
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam menjawab :
“Mereka menyempurnakan shaf/barisan yang paling awal sembari merapatkan barisannya.” (HRMuslim : 430)
Jadi, memperbagus shaf itu tidak akan terwujud melainkan dengan menyempurnakan dan merapatkan barisannya.
Mari kita amati realita yang ada di hadapan kita, yaitu kebesaran para tentara angkatan darat beserta pasukan dan kekuatannya dari aspek militer, begitu bagus dan teraturnya pola barisan mereka. Anda tidak dapati adanya kebengkokan maupun cela padanya. Jarak satu dengan lainnya teratur rapi, sungguh pemandangan yang sungguh indah.  Coba Anda perhatikan, orang yang mengamatinya, mereka sangat interes dan terkagum-kagum dibuatnya.
Adapun di sekolahan, jangan Anda tanyakan bagaimana perhatian mereka yang begitu besar di dalam masalah meluruskan, merapikan dan mengatur barisan. Bukankah para pemakmur Masjid itu seharusnya adalah orang yang lebih utama di dalam memberikan perhatian di dalam mengatur shaf dan merapatkan barisan, sebagaimana malaikat berbaris di hadapan Rab merekaSubhânahu wa Ta’âlâ?!

Kita tidak akan masuk surga sampai kita meluruskan shaf
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah bersumpah, bahwa kita tidaklah dikatakan beriman, dan kita tidak akan bisa masuk surga sampai kita saling mencintai di jalan Alloh Ta’âlâ. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abû Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu bahwa RasulullahShallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidaklah dikatakan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan saling mencintai?! Sebarkanlah salam di tengah-tengah kalian.” (HR Muslim : 54)
Kecintaan ini tidak akan mudah jika tanpa merapatkan dan meluruskan shaf. Sebab NabiShallallâhu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa ketidaklurusan shaf di dalam sholat itu, memicu perselisihan hati.
Kesimpulannya adalah, bahwasanya keimanan, surga, kecintaan dan persatuan, kesemuanya ini tidak akan mudah diraih melainkan dengan meluruskan dan merapatkan shaf.

Perhatian kita terhadap segala sesuatu yang bersifat lahiriah tidak lain adalah bentuk ketaatan, apalagi masalah meluruskan shaf
Sungguh aneh kita ini, bagaimana kita bisa menaruh perhatian terhadap lahiriah perkara duniawi sedangkan kita tidak mau memperhatikan lahiriah urusan agama kita?! Saya tidak melihatnya melainkan hal ini berasal dari syaithan.
Saya tidak tahu apa yang akan mereka perbuat. Sekiranya ada nash-nash (dalil) yang mengharamkan untuk merapatkan dan meluruskan shaf, niscaya syaithan-syaithan dari golongan jin dan manusia akan berbondong-bondong untuk merapatkan shaf. Rapat dan lurusnya tidak akan pernah Anda lihat ada satupun yang menyamainya! Demikianlah keadaan mereka ini,Wallôhu a’lam. Jika tidak, lantas dimanakah segala sesuatu yang Alloh Ta’âlâ haramkan di dalam Kitab-Nya dan as-Sunnah, tidak Anda dapati di tengah-tengah manusia sebagai sesuatu yang lumrah dan dicintai?!
Lihatlah diri kita sendiri, bagaimana kita begitu mencintai lahiriah duniawi. Sungguh, kita akan lebih mencintai orang yang kaya walaupun ia seorang yang bodoh ketimbang kita mencintai orang yang fakir padahal ia berilmu! Kita lebih memilih berteman dengan orang yang kuat dan kita tinggalkan orang yang lemah!
Adakalanya, seorang manusia mau menginfakkan hartanya dalam jumlah besar hanya untuk suatu hal yang  remeh supaya dikatakan : “Fulan telah berbuat ini dan itu”! Terkadang, orang yang bodoh dapat menyebabkan kita tertawa oleh sebab pakaiannya yang bagus, seorang penipu dapat mengelabui kita dengan tutur katanya yang manis dan seorang munafik dapat memikat kita dengan kepandaiannya bersilat lidah.
Adapula bentuk formalitas bagi para tamu dan pengunjung yang tidak boleh tidak, harus ada.  Bagi yang menyelisihinya akan dicela dan dianggap aneh. Jika ada suatu kaum berada di majelis dan ada seseorang yang tidak berdiri (untuk menyambut dan menghormati mereka), mereka memprotes dan menghukumnya, sebab ia dianggap tidak menghormati dan menghargai mereka, dan mereka menganggapnya sebagai orang yang tidak faham etika bermasyarakat.
Jika dikatakan kepada mereka, “berjabat tangan dengan wanita asing dan wanita yang halal dinikahi (non mahram) adalah haram hukumnya.” Mereka menjawab, “hati-hati kami ini terjaga, bersih dan suci. Yang jadi patokan bukanlah masalah lahiriah seperti itu!” Namun, apabila ada seorang pemuda fakir yang bagus agama dan akhlaknya, bermaksud menikahi anak-anak puteri mereka, maka masalah lahiriyah menjadi patokan dengan begitu saja. Mereka tidak lagi butuh kepada bathin, harga diri dan kesucian hati pemuda itu. Yang penting, ia haruslah orang yang memiliki harta, jabatan dan kedudukan.
Apabila mereka diminta untuk merapatkan dan meluruskan shaf, mereka mengatakan, “yang menjadi ukuran adalah bathin, bukanlah dari faktor fisik.” Akan tetapi, keimanan mereka terhadap faktor fisik muncul ketika ada seseorang yang bermaksud meminang puteri mereka. Mereka akan menetapkan beberapa hal, mereka akan memasang tarif mahal untuk mahar, memperketat persyaratan, pakaian harus begini dan begitu, perabotan haruslah dengan harga yang selangit, pestanya haruslah meriah dan menarik sehingga mendapatkan pujian orang-orang dan tidak dicemooh!
Maka, dimanakah kebajikan bathin terhadap Tuhanmu dan keimananmu kepada-Nya tatkala Anda diseru untuk merapatkan shaf?! Dan dimanakah kekufuran mereka terhadap perkara-perkara fisik untuk meluruskan dan mengatur shaf? Ataukah ini merupakan hawa nafsu?! Semoga Alloh membinasakan hawa nafsu.
Maha Suci Rabb-mu bagaimana kamu sampai dikalahkan oleh nawa nafsumu
Maha Suci Diri-Nya sesungguhnya hawa nafsu itulah yang pasti akan terkalahkan
Apa seperti ini sikapmu wahai kaum? Perkara lahiriah yang Alloh kehendaki, cintai dan perintahkan, serta ia ancam orang yang meninggalkannya dengan malapetak dan bencana, namun Anda menjadikannya sebagai bahan senda gurau dan main-main?! Dan perkara-perkara lahiriah yang Alloh Subhânahu tidak izinkan, Anda malah menjadikannya sebagai syariat dan agama? Kejahatan apakah gerangan yang telah Anda lakukan, dan kesalahan apakah gerangan yang Anda perbuat?
Sungguh kami telah mengimani masalah meluruskan shaf ini dengan penuh keimanan. Hanya saja keimanan ini ada di luar masjid, bukan di dalamnya. Tidakkah anda melihat bersamaku bagaimana lurusnya barisan tentara dan di sekolah?!
Di sini ada yang mengatakan, “sesungguhnya, keteraturan barisan (di ketentaraan dan sekolahan) merupakan bentuk simbol kekuatan, ketertiban, ketaatan dan kemajuan! Namun keteraturan barisan di masjid hanyalah sebuah bentuk lahiriah belaka, masalah kulit yang remeh, yang tidak berguna dan tidak berfaidah!”
Untuk menyelesaikan urusan muamalah kita di kantor dan yayasan secara cepat, dan supaya terhindar dari problematika dan perselisihan, memang harus ada suatu peraturan dan keseragaman. Adapun perlunya kita mengimplementasikan hal ini di dalam Masjid, adalah untuk menghindarkan kita dari perpecahan dan perselisihan, yang mana hal ini sudah tidak perlu lagi ditanyakan, baik kepada orang yang lupa atau orang yang masa bodoh. Karena RasulullahShallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah menjanjikan hal ini.

Tidak meluruskan shaf akan menyebabkan perselisihan hati
Dari Abû Mas’ûd Radhiyallâhu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallambersabda :
“Luruskanlah shaf dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan hati kalian akan berselisih.” (HR Muslim : 432)
Kalimat pertama dalam hadits, yaitu “luruskanlah”, merupakan bentuk kalimat imperatif (perintah), dan kalimat imperatif itu menunjukkan kewajiban sampai ada qorînah (indikasi) lain yang memalingkan kewajibannya. Sedangkan indikasi yang menunjukkan kewajibannya ada banyak, diantaranya adalah hadits sebelumnya yang berbunyi : “Perbaguslah lurusnya shaf (barisan) ketika sholat.”
Diantaranya juga adalah penggalan hadits yang Anda lihat di atas, yaitu hadits yang melarang perselisihan, sebagaimana dalam sabda beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam : “dan janganlah kalian berselisih”. Kalimat negasi/larangan menunjukkan keharamannya sampai ada indikasi yang memalingkannya. Dalam hadits ini, terhimpun kalimat perintah dan larangan sekaligus, yang mana satu dengan lainnya merupakan indikasi yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk meluruskan shaf dan memperingatkan dari tidak mematuhi perintahnya. Karena hal ini akan memicu perselisihan, sebagaimana di dalam hadits :
“Luruskan shaf-shaf kalian. Dan demi Alloh, luruskanlah shaf-shaf kalian, atau jika tidak niscaya Alloh akan menjadikan hati kalian saling berseteru.” (Shahîh Sunan Abu Dâwud : 616)
Di dalam riwayat hadits yang lain :
“atau Alloh akan menjadikan wajah-wajah kalian saling bertikai.”
Huruf fa’ pada hadits kata takhtalifu disebut dengan Fa` as-Sababiyah (yang menunjukkan sebab), sehingga makna hadits menjadi : perselisihan lurusnya shaf (tidak lurusnya shaf) di dalam sholat merupakan sebab berselisihnya hati.
Lantas, betapa lancangnya seseorang yang berkata bahwa meluruskan shaf dan hadits yang membicarakan tentangnya akan memecah belah umat! Apakah mereka berada di dalam keraguan tentang hal ini?! Padahal Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah bersumpah kepada mereka dan beliau adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, adakah kamu melihat mereka membenarkannya?
Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah menegaskan hal ini dengan banyak penekanan di dalam nash hadits di atas dan selainnya, diantaranya adalah adanya Lâm dan Nûn Taukîd ats-Tsaqîlah(huruf lam dan nun yang berfungsi superlatif) di dalam dua kata : tuqîm (luruskanlah) danyukholif (memalingkan), kemudian meng-‘athaf-kan (mengikutkan) taukîd (penegasan) dengantaukîd (penegasan), akan tetapi mereka pergi berlalu dengan mengabaikannya begitu saja. Bagaimana bisa mereka berijtihad padahal nash (dalil)-nya ada?!
Perkaranya tidak berhenti sampai di sini saja, bahkan ijtihad mereka sampai merubah pemahaman yang benar lagi jelas. Padahal sesungguhnya, orang yang paling rendah pengetahuannya tentang fikih dan Bahasa Arab saja, sekiranya dia membaca hadits-hadits yang membicarakan masalah meluruskan shaf, niscaya dia akan dapat memahami bahwa tidak merapatkan dan meluruskan shaf, akan memicu perselisihan dan perpecahan hati.
Dari manakah mereka mendatangkan ijtihad seperti ini, yaitu mereka melarang dan mencegah, serta memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan hadits yang berbicara tentang masalah meluruskan shaf supaya dapat mempersatukan hati?
Perselisihan ini tidaklah terlewatkan begitu saja dari perhatian Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallamdan hal ini tidak layak bagi beliau, bahkan beliau ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâm adalah orang yang lebih mendahului kita di dalam memahami dan mengetahui hal ini, sebab “ucapan beliau tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS an-Najm : 4)
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah menyebutkan perselisihan ummatnya di dalam banyak nash/teks hadits dengan lafazh yang bervariasi. Diantaranya sabda beliau : “niscaya hati kalian akan berselisih”, “atau Alloh akan menjadikan hati-hati kalian saling berselisih”, “atau Alloh akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih.”[2]
Kendati Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam mengetahui masalah perselisihan dan faktor penyebabnya serta beliau membencinya, beliau tidak mau berpaling dari perkara meluruskan shaf, agar kaum muslimin terbebas dari perdebatan dan perselisihan di dalamnya, kemudian agar mereka dapat menjaga diri dari perpecahan hati yang merupakan akibat dari perselisihan!
Kesemua hal ini, tidak beliau puji dan beliau tolak sedikitpun. Nabi ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâmadalah orang yang lebih mengetahui tentang kemaslahatan umat daripada kita, beliau lebih faham tentang mana yang urgen dan lebih diprioritaskan. Namun beliau tidak pernah alpa memperingatkan dari perselisihan yang timbul dari tidak lurusnya shaf. Yang ditetapkan, bahwa beliau tidak pernah meninggalkan masalah meluruskan shaf, tidak pernah ketinggalan untuk melakukannya dan tidak pernah berhenti memperbincangkannya.
Adapun orang yang berpandangan bahwa solusi yang benar adalah tidak meributkan masalah meluruskan shaf atau pembahasan yang semisal dengannya, namun yang utama adalah membincangkan masalah perjuangan memerangi musuh dan memerangi kejahatan dan kebiadaban mereka dengan  berbagai bentuknya –dan kami tidaklah bermaksud meremehkan masalah ini-, maka keadaan orang ini adalah seperti orang yang beranggapan bahwa sholat itu lebih urgen ketimbang puasa dan selainnya, lantas ia mengingkari orang yang memperbincangkan masalah urgensi puasa, haramnya berinteraksi dengan riba, atau semisalnya, dengan alasan bahwa manusia saat ini banyak yang menyia-nyiakan dan melalaikan sholat.
Ini merupakan kesalahan yang besar, karena kewajiban itu ada banyak, bermacam-macam dan beraneka ragam. Seorang muslim dituntut untuk memenuhi kewajiban-kewajiban ini dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Tidak boleh bagi kita mengabaikan sebagiannya dan mengamalkan sebagiannya. Membenahi aqidah itu wajib, jihad di jalan Alloh juga wajib. Berdakwah itu wajib dan mewaspadai sepak terjang musuh juga wajib.  Memerangi ghibah dan namimah adalah wajib, berbakti kepada orang tua dan meluruskan shaf juga merupakan perkara yang wajib.
Lantas, bagaimana mungkin kita bisa berjihad, menjaga dan membela agama sedangkan kita dalam keadaan berpecah belah dan bertikai satu sama lainnya?!
Mari kita perhatikan perselisihan dan pertikaian yang telah menjangkiti umat, sampai-sampai saudara kita para mujahidin –kendati sedikit dan jarang-, mereka juga saling berpecah belah dan berselisih.
Jangan kamu lupakan pula, bahwa syaithan yang menggerakkan penganut madzhab yang membinasakan, adalah syaithan atau sejenisnya yang tinggal di sela-sela barisan dan berdiri diantara celah barisan/shaf kaum muslimin. Mereka membuat hati menjadi saling berselisih dan jauh antara satu dengan lainnya agar senantiasa tidak dapat bersatu, agar kaum muslimin tidak mampu memberantas madzhab-madzhab yang menyimpang dan keyakinan-keyakinan yang menyeleweng. Hal ini disebabkan syaithan itu tahu bahwa meluruskan shaf dapat mempersatukan hati dan wajah. Apabila kaum muslimin telah bersatu dan saling mencintai, maka syaithan dari bangsa jin dan manusia sudah tidak memiliki kemampuan lagi (untuk memporakporandakan kaum muslimin), dan inilah yang diperkirakan dan ditakuti syaithan bakal terjadi.

Tidak meluruskan shaf akan menyebabkan kehancuran umat
Telah jelas bagi kita dari paparan hadits Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam sebelumnya yang tidak meninggalkan keraguan sedikitpun, bahwa ketidaklurusan shaf akan menyebabkan perselisihan yang nantinya dapat memicu kelemahan, kehancuran dan hilangnya kekuatan dan potensi umat. Tentang hal ini, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Dan janganlah kamu saling berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi lemah dan hilang kekuatanmu.” (QS al-Anfâl : 46)
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian berselisih. Karena umat sebelum kalian, mereka berselisih dan menjadi hancur.” (HR Bukhârî : 2410)
Dari perpaduan kedua nash di atas, maknanya menjadi : Luruskan shaf kalian dan jangan berselisih, yang nantinya akan menyebabkan kalian menjadi hancur, lemah dan hilang kekuatan kalian.
Adakah kita menginginkan kehancuran yang lebih besar daripada ini? Ataukah menanti kelemahan yang lebih dahsyat? Kita saat ini sedang dikerumuni oleh umat-umat selain Islam, sebagaimana mereka mengerumuni makanan di atas wadahnya. Inilah keadaan negeri kita yang dijajah, musuh-musuh Islam dengan tamaknya mengeksploitasi negeri kita tanpa sisa, kita hanya bisa termenung tanpa memiliki kemampuan dan kekuatan di antara umat yang ada. Tidak satupun yang kita dengar melainkan hanya keluhan dan rintihan untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan dari serangan musuh. Kita sendiri telah menjadi bergolong-golongan dan berkelompok-kelompok. “dan setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.” (QS al-Mu`minûn : 53)
Hati pun telah tercerai berai dan jihad telah ditinggalkan. Seakan-akan tidaklah tersisa bagi kita melainkan hanya sekedar perbincangan tentangnya belaka. Sampai kapan gerangan kita selalu berada di dalam perpecahan, perselisihan dan kehampaan seperti ini?! Adapun sekarang, tiba saatnya hati kita senantiasa khusyu’ di dalam mengingat Alloh dan mempelajari agama kita! Adapun sekarang, wahai manusia pilihan dan terbaik, tiba saatnya kalian saling bersatu dan mencintai! Marilah kita terima masalah meluruskan shaf ini. Sebagai permulaan untuk mempersatukan hati kita dengan izin Alloh.
Aduhai, betapa bahayanya bersatu dengan syaithan, baik dari bangsa jin maupun manusia!

[1] Disarikan dari risalah Taswiyatu ash-Shufûf wa Atsaruhâ fî Hayâtil Ummah karya SyaikhHusain bin ‘Audah al-‘Awâyisyah (Dâr Ibnu Hazm, cet 1, 1423)
[2] Di dalam an-Nihâyah, dikatakan : “maksudnya adalah setiap orang yang memalingkan wajahnya dari orang lain, akan menyebabkan terjadinya sikap saling membenci. Karena menghadapkan wajah dengan wajah itu berdampak terhadap rasa kasih sayang dan persatuan.”
Dikutip dari : berjamaaah.com
Read More “Awali Persatuan Umat Islam dengan Meluruskan Shaf”

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes